Ditulis Oleh: Frans Nawlasa
Gemar menolong adalah kebiasaan baik. Mulailah dari rumah dengan cara menolong anggota keluarga.
Aku memiliki Adik perempuan berusia 2 tahun bernama Intan. Di rumah, kami biasa memanggilnya Inong. Karena masih sangat kecil, Inong perlu banyak arahan.
Saat mandi, Inong suka sekali bermain. Sesekali kami bermain sekaligus mandi bersama. Ibu membuatkan busa mandi yang sangat banyak dan lembut. Kami senang sekali. Inong mengambil busa banyak-banyak, lalu hendak dimasukkan ke mulut, “Hati-hati, Inong! Ini sabun, bukan makanan. Nanti bisa sakit kalau ditelan!” Aku segera menarik dan menyingkirkan busa dari tangannya.
Selesai mandi, kami mengeringkan badan dengan handuk dan memakai bedak badan. Bedak dalam botol dituang ke lantai oleh Inong, lalu melompat di atasnya, “Hati-hati, Inong! Lantainya licin. Ayo, sekarang dibersihkan dulu!” Aku membantu Ibu membersihkan bedak yang tersebar di lantai.
Kami berpakaian dan menyisir rambut. Inong mengambil sisir, berusaha merapikan rambutnya sendiri. Lalu mengarahkan sisir ke kepalaku. Tuk … tuk … “Aw, hati-hati, Inong! Sakit!” Aku memegang tangan Inong. Perlahan-lahan, kutuntun bergerak merapikan rambutku dari atas ke bawah. Inong tertawa saat wajahnya terkena rambut panjangku.
Bau sedap … kami keluar kamar. Melihat Ibu membawa seloyang pukis mini hangat, Inong langsung mengambilnya. Inong berjalan sambil menikmati kue. Ia tidak melihat di lantai ada mainan balok berserakan.
“Hati-hati, Inong! Ada mainan. Jangan diinjak, nanti kakimu sakit!” kataku sambil mengarahkan tangan untuk menghalanginya berjalan. ***